Malam itu tepat beberapa hari sebelum hari raya Idul Fitri tiba, Mbah ku dari pihak ibu mengalami sakit mendadak. Beliau merasakan betapa panas dadanya, entah itu penyakit apa!! Saat itu dirumah hanya ada tanteku yang memang tinggal bersama beliau. Sempat beberapa waktu mbah merasakan kesakitan itu sendirian sebelum tante mengetahui hal itu. Aku yakin rasa sakit yang dirasakan beliau adalah rasa sakit yang benar-benar tidak tertahankan, dia merasakan daerah sekitar dadanya terbakar api, panas yang sangat membara. Berbagai cara dilakukan tante untuk memberikan pertolongan pertama pada mbah, tapi hasilnya nihil dan akhirnya mbah langsung dilarikan ke R.S AK Gani Palembang untuk mendapatkan perawatan atas penyakitnya.
Saat itu, aku sekeluraga masih tinggal dirumah yang letaknya memang lumayan jauh dari rumah mbah, jika ditempuh dengan keadaan santai dan tidak ada kemacetan lalu lintas mungkin sekitar 5 jam lah waktu yang dibutuhkan untuk sampai kerumah mbah. Jadi, kami sekeluarga memutuskan untuk pergi keesokan harinya. Ibu, sejak pertama kali mendapatkan kabar itu benar-benar cemas dan khawatir. Ya Wajarlah, itu kesedihan dari seorang anak pada ibunya yang sedang mengalami kesusahan. Jangankan ibu, aku yang cucunya saja sangat sedih, apalagi aku memang lumayan dekat dengan mbah.Dari kecil aku mbah sangat menyayangi aku, dia memberikan kasih sayang dengan setulus hatinya walau kadang aku juga sering menyinggung atau menyakiti perasaan beliau. Maaf mbah :(( Selain itu juga memang semenjak aku kuliah di Palembang, aku tinggal bersama beliau. Dikarenakan jarak dari rumah yang terlalu jauh.
Sudah beberapa hari mbah dirawat dirumah sakit, keadaannya mulai membaik. Dia sudah tidak merasakan panas lagi di dadanya, hanya tinggal lesunya saja. Kami sekeluarga besar pun merasa senang dan lega melihat kondisi mbah yang selalu membaik setiap harinya. Penjagaan di Rumah sakit pun sudah agak dikurangi.
Siang itu, tepat beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri, aku dan ibu bergegas pulang untuk bergantian menjaga mbah dengan yang lainnya. Waktu terus berjalan, dengan suasana lebaran, aku dan beberapa saudara lainnya berkunjung kerumah sanak family di sekitar palembang. Entah mengapa siang itu, kami begitu ceria, tertawa lepas tiada hentinya.
Dan akhirnya sore menjelang magrib, kami semua pulang kerumah untuk menunaikan ibadah sholat magrib. Sesaar setelah mengambil air wudhu, suara telpon ibu berbunyi yang menandakan ada telpon masuk. Dari tante? Ada apa ini YA Allah,,,Aku, orang yang menerima telpon dari tante mendengarkan suara tante sedikit gemetar.
"Welli tolong semua keluarga ke Rumah Sakit sekarang!!"
Itulah kata-kata yang selalu teriang-ngiang ditelinga ku sampai sekarang, dengan penuh kecemasan aku memberikan telephone pada ibu. Ibu yang sudah memakai separuh mukenah, langsung kaget dan bergegas memerintahkan pada semua keluarga untuk berangkat ke Rumah Sakit. Selama diperjalanan, kami sekeluarga hanya bisa berdo'a, memohon pada Allah untuk memberikan keselamatan pada Mbah.
Setibanya di Rumah Sakit, semua keluarga masuk ke dalam kecuali aku dan sepupu-sepupu ku yang masih kecil, karena peraturan disana tidak memperbolehkan anak-anak untuk masuk.
Tidak perlu menunggu lama, salah satu Om ku datang dengan ekspresi yang....aahh aku tidak bisa lagi mendeskripsikannya. Yang jelas, kata-kata yang dia ucapkan saat itu adalah :
"Mbah sudah nggak ada!!"
Posisi ku saat itu sedang menggendong salah satu sepupu ku yang paling kecil, disana kami menangis histeris. Adik-adikku ingin sekali bertemu dengan mbah untuk yang terakhir kalinya.
"Mbaaahhh,,,,,aku mau sama mbah,,aku mau liat mbah sekarang"
Kenyataan ini memang harus kami terima,,,Semua ini sudah diatur sebaik-baiknya oleh Allah SWT. Dia tahu yang terbaik untuk umatnya.
Selamat Jalan mbah :((

0 komentar:

Posting Komentar