"Sayang, kamu jadi kan hari ini main ke rumah?" tanya anita dengan penuh semangat pada kekasih yang dia cintai.
Andre yang lagi sibuk dengan notebooknya tidak menjawab pertanyaan anita, entah karena memang tidak mendengar atau pura-pura tidak mendengar. Dengan penuh kesabaran, anita mengulangi lagi pertanyaan yang baru saja ia lontarkan.
"Sayang, kamu lagi sibuk ya? Jadi kan kamu hari ini main ke rumah ku!"
Setelah mematikan notebooknya, Andre langsung menatap anita dan berkata.
"Ehmm maaf sayang, sore ini aku harus anterin mama ke bandara." Ujar andre dengan menyesal, ekspresi wajah anita pun mulai berubah menjadi tak enak. Mungkin ada sedikit rasa kecewa karena andre tak jadi main ke rumahnya. Tapi itu semua hanya sesaat saja, tak lama anita pun bisa memaklumi semua alasan andre.
"Ehmmm,,beneran nggak jadi ya?"
"Iya maaf ya sayang, tapi aku janji deh kalo misalnya hari ini sempet, nanti aku mampir deh kerumah."
"Emang kamu tahu rumah aku yang sekarang?" tanya anita pada sela-sela obrolan mereka
"Laah kemaren-kemaren kan aku sering main ke rumah."
"Aku udah pindah sayang, aku sudah nggak tinggal disana lagi.!"
"Owhh yaudah, nanti kapan-kapan aku ke rumah bareng aja sama kamu."
Keesokan harinya, Andre pun jadi mengunjungi rumah Anita yang baru. Setelah pulang dari kampus, mereka berdua langsung melaju menuju rumah anita. Dua kekasih ini berjalan menelusuri jalanan kampus menuju ke parkiran untuk mengambil kendaraan andre. Serasi? Ya menurut beberapa orang, mereka berdua memang merupakan sepasang kekasih yang serasi. Seorang pangeran tampan yang mendapatkan seorang putri yang juga tak kalah cantik. Walaupun begitu, tak sedikit juga yang berkata jika mereka bukanlah pasangan yang serasi. Karena, mereka menilai Andre itu sebagai lelaki playboy dan matre, menilai semuanya dengan uang dan materi. Ya memang begitulah sifat Andre.!!
"Ini rumah kamu yang baru sayang,?" Andre terkejut melihat rumah anita yang baru, yang tak semewah rumah yang dulu, bahkan jauh dari kata mewah.
"Iya sayang, ini memang rumah aku yang baru. Kenapa memangnya?" Anita bingung melihat sifat andre yang tiba-tiba berubah.
"Ayo masuk, sayang!" Anita menarik tangan andre, masuk kerumah anita yang baru.
Sifat andre semakin menjadi aneh, dia melihat-lihat sekeliling rumah anita, tentunya dengan tatapan penuh keanehan dan agak ada rasa malas di mata andre. Itu semua terlihat dari sifat andre yang gelisah, dan tentunya dia pun buru-buru pulang.
"Kok cepet banget yank pulangnya?"
"Iya nih, masih ada kerjaan dirumah. Aku pulang dulu ya." tanpa pamit dengan empunya rumah, Andre langsung buru-buru pulang. Anita benar-benar kecewa dengan sifat andre. Anita berkesimpulan bahwa ternyata semua yang dikatakan orang tentang Andre yang matre itu benar. Ada sedikit perasaan lega dihatinya, namun tak dapat dipungkiri bahwa kekecewaan Anita pada Andre begitu besar.
"Jadi selama ini, dia bertahan dengan ku karena harta kekayaan orangtua. Benar-benar mengecewakan. Untung saja, sahabat baikku siska mengusulkan ide seperti ini. Jadi aku bisa tahu sifat asli Andre. Dan untungnya juga, aku belum terlanjur menikah dengannya. Kalau aku menikah dengannya tentu saja dia akan menghabiskan harta orangtua ku.!" Ucap anita beberapa saat setelah kepergian andre.
Anita masuk menuju ruang tengah, yang disana sudah ada sahabat baiknya dan dua orang pemilik rumah yang anita pinjam untuk mengelabui andre.
"Tika, makasih ya kamu udah kasih ide ini, Sekarang aku tahu siapa andre yang sebenarnya!" Anita memeluk erat tubuh tika, sahabat baiknya.
"Pak, Bu, makasih ya sudah mengizinkan kita untuk minjem rumahnya. Makasih banyak ya!" Ucap tika pada sang pemillik rumah.
Satu minggu setelah kejadian itu, Andre tidak pernah menghubungi Anita. Di kampus pun mereka jarang bertemu. Sekalipun bertemu, Andre langsung pergi menghindar. Anita hanya senyum-senyum saja melihat tingkah Andre yang bagitu, dia tidak peduli lagi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Andre.
"Andre,,,!" Panggil anita sambil berlarian kecil mengejar andre yang mencoba menghindar, kebiasaan. Anita langsung memegang tangan andre agar dia tidak bisa lari lagi.
"aduh anita,, maaf ya aku lagi buru-buru nih!"
"Nggak lama kok, aku cuma mau mutusin hubungan kita aja.!" tegas anita tanpa berbasa-basi lagi
"Owhh ya udah,,,sekarang kita udah putus kok. Kalo nggak ada perlu lagi, aku duluan ya."
Anita melepaskan tangan andre sambil senyum-senyum sendiri. Tampaknya anita benar-benar lega dan senang sekali akhirnya bisa putus dari Andre, dari kemarin-kemarin dia mengejar andre untuk bilang putus tidak pernah berhasil.
Setelah kegiatan dikampus, Anita berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya. Ya,,anita itu sebenarnya anak orang kaya yang sekadar berpura-pura pindah rumah hanya untuk menguji apakah kekasihnya bisa menerima dia apa adanya atau tidak. Setibanya diparkiran, tidak sengaja mobil Andre terpakir tepat disebelah mobil anita, dan sekarang andre sedang ada disana juga. Wah benar-benar akan menjadi kejutan untuk andre.
"Haiy ndre,,!" Sapa anita dengan santai
Andre langsung membalikan tubuh melihat anita, sekarang dia tidak menghindar lagi karena memang diantara mereka sudah tidak ada ikatan apa pun. Andre tersenyum agak sinis melihat anita berjalan menuju mobilnya.
"Ehh nit,,awas lecet tuh mobil. Biaya tu mobil kalo lecet mehal loooh!"
Anita yang mendengar celotehan Andre hanya bisa tersenyum dan berkata
"Ya kalo lecet tinggal minta uang sama papa ku langsung lah.!" Belum sempat Andre membalas, Anita langsung masuk mobil dan menutup pintunya. Dihidupkan mesin mobil, dan dibukanya sedikit kaca mobil itu.
"Aku duluan ya ndre!!"
Anita langsung pergi meninggalkan andre yang masih benar-benar bingung, bingung dengan kejadian yang baru saja dia saksikan.
Sekarang Andre baru tahu bahwa kemarin Anita hanya menguji dirinya apakah bisa menerima kekasihnya apa adanya, bukan Ada apanya!!!