"Mengapa belakangan hari ini sikap mu aneh?" Pertanyaan itu yang selalu terbesit didalam hati aku dan nggak pernah bisa aku berhenti mikirin hal itu.
Selama ini apapun yang kamu katakan aku menurutinya. Kamu minta aku untuk tidak keluar rumah tanpa kamu pun aku ikuti. Tapi kenapa selama tiga hari ini kamu tidak ada kabar..
Apa aku berbuat suatu kesalahan yang tidak bisa kamu maafkan. Atau ada yang lain yang sedang kamu pikirkan. Ehhhmmm Entahlah,,,aku tidak mau terlalu jauh menduga-duga tentang kamu. Karena memang kamu itu orangnya susah untuk ditebak. Dan dari awal kita bersama sampai saat ini aku belum bisa menebak apa sih yang ada dipikiran kamu itu.
Hari ini tepat tiga hari kamu mendiamkan aku tanpa alasan yang tidak aku ketahui. Aku hanya bisa menghubungi lewat pesan singkat yang tidak pernah kamu balas. Jangankan pesan singkat, telpon dari ku saja tidak kau angkat.
Akhirnya hari itu , kamu mengirimkan pesan singkat. Aku dengan penuh semangat dan rasa senang segera membuka dan membaca pesan singkat yang kamu kirimkan. Isinya singkat saja, kamu hanya memanggil panggilan sayang yang biasa kamu pakai untuk memanggil ku.
Mama
Ya,,,hanya itu saja yang kamu kirimkan untuk aku. Awalnya aku berpikir ini akan menjadi suatu yang baik untuk hubungan kita. Tapi ternyata tidak. Untuk kesekian kalinya aku salah memprediksikan tentang kamu.
Dan tepat tanggal 27 April , kamu kembali menghubungi aku melalui pesan singkat. Dan isi pesan singkat dari mu itu membuat merasakan bagaimana rasanya disamber petir. Sakit-sesakitnya
Maaf
Maaf,,,? Dalam hati aku berpikir,,,Maaf untuk apa,,?
"Maaf untuk apa pa,,?" ujar ku pada pesan singkat yang aku kirimkan padanya.
Lama aku menunggu balasan darinya. Dan akhirnya dia menelpon ku.
Dengan penuh rasa khawatir aku pun mengangkat telpon darinya.
Aku dengar desah nafas yang sudah lama aku rindukan. Suara khas yang hampir satu minggu tidak aku dengar akhirnya bisa aku dengar kembali.
"Maaf ma,,,selama ini aku sudah diam tanpa meberikan alasan yang jelas untuk kamu. Aku begini karena aku butuh waktu sendiri."
"Iya tidak apa-apa pa,,,aku bisa memaklumi semua yang kamu lakukan pa!" Padahal dalam hati ini sebenarnya belum bisa menerima atas apa yang telah dia perbuat pada ku selama ini. Dia mendiamkan aku selama hampir satu minggu tanpa suatu alasan yang jelas.
"Ma,,,sepertinya kita cukup sampai disini saja!"
"Maksudnya?" Mata ini rasanya tak sanggup lagi membendung air mata yang tergenang dipelipis mataku.
"Ya,,sepertinya kita lebih baik sendiri-sendiri dulu"
"Cuma seginikah perjuangan untuk hubungan kita?" Isak tangis pun terdengar dikedua belah pihak. Aku tahu saat itu dia juga sedang menahan tangis. Dia pasti malu jika aku tahu kalau dirinya menangis.
"baiklah kalau begitu,,mungkin yang terbaik untuk kita. Jaga dirimu dengan baik. Aku akan selalu merindukan suara, tawa dan sedih mu pa"
"Yaa aku juga pasti akan merindukan itu semua,,merindukan saat bersama mu."
Ternyata itu lah alasan mengapa selama ini dia seperti itu. Ternyata dia sedang memikirka keputusan apa yang terbaik untuk hubungan kami. Yaaa,,, Keputusan yang membuat hatiku begitu hancur terberai. Sakit yang belum tentu ada obatnya dan pasti sakit ini akan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menyembuhkannya.
0 komentar:
Posting Komentar