Setiap orang pasti punya suasana hati atau sering kita sebut "mood"
Dan pastinya mood seseorang itu bisa berubah-berubah
Kadang baik kadang pula tidak baik

Sekarang aku sedang merasakan mood yang tidak baik
bawaannya mau marah-marah saja
Disinggung sedikit saja aku bisa marah luar biasa
Apalagi kalo nyinggungnya banyak


sorry if anyone feels offended by my words and attitude
because
Now,,my mood is not good
Siang itu aku berencana untuk pergi bersama kekasih tercinta ku, Ryansyah. Ini adalah kegiatan rutin yang kami lakukan jika hari minggu tiba. Kami biasanya jalan-jalan menikmati indahnya pantai dan menunggu datangnya matahari terbenam. 
Aku duduk dikursi teras rumahku menanti kedatangan Ryan yang memang sudah dalam perjalanan menuju rumahku. Hati ini rasanya sungguh gelisah tak sabar menunggu kedatangan kekasih ku tersayang. Berulang kali aku mengirimkan pesan singkat padanya. Dan dia pun membalasnya dengan cepat.
Angin sepoi-sepoi bertiup dengan lembutnya menemani aku dengan setia menunggu Ryan datang. Tapi waktu sudah hampir dua jam berlalu. Ryan belum muncul juga. Aku mencoba mengirimkan pesan singkat lagi padanya.
Sayang sudah sampe mana??Kok sampe skrg blm dateng juga?!"
Biasanya dia cepat sekali membalas pesan yang aku kirimkan. Ini tidak ada tanda-tanda dia akan membalas. Aku mulai khawatir jika sesuatu telah terjadi padanya. Namun, aku segera membuang pikiran negatif ku tentang hal itu.
Aku mencoba menelponnya. haaaahhh nomornya tidak aktif.!!!
Ya Tuhan,,,apa yang sudah terjadi pada Ryan.....Kegelisahan pun semakin mendera hati ini. Aku tidak bisa membohongi lagi perasaan yang tidak enak ini. Dengan buru-buru aku masuk kedalam rumah untuk mengambil kunci mobil. Aku berniat untuk menyusulnya. Aku tidak bisa hanya berdiam diri dirumah menunggu sesuatu yang tidak pasti.
Belum sempat aku mengambil kunci mobil, Handphone ku berbunyi yang menandakan ada telpon masuk. Nomor tidak diketahui,,,?? Aku bingung,,,nomor siapa itu.?

"Hallo,,,!" sapa ku setelah telpon terhubung.
"Nad,,,si Ryan Nad..." belum sempat orang itu melanjutkan pembicaraannya aku langsung memotongnya.
"Ryan kenapa tante,,?" ternyata yang menelpon itu adalah mamanya ryan.

Terdengar isak tangis dari orang-orang yang ada disekitarnya. Pikiran ku semakin kacau tak menentu. Pikiran ku saat ini sudah jauh melayang entah kemana. Sampai-sampai aku tak sadar jika air mata ini pun sudah mengalir membasahi pipi ku.

"Ryan kecelakaan Nad,,,Dia sekarang ada di Rumah sakit."

Setelah mendapatkan informasi dimana Rumah Sakitnya, aku bergegas memamnggil taxi. Aku tidak berani membawa mobil sendiri. Aku takut jika akan terjadi sesuatu pada ku karena pikiran ku saat ini sedang sangat tidak menentu.
Setibanya disana , aku langsung menuju ruang gawat darurat. Nampak disana orang-orang yang sudah tidak asing lagi buatku. Kepala mereka tertunduk semua, menyesali keadaan saat ini.
Aku berjalan dengan langkah yang agak pelan menuju depan pintu yang tertutup dengan rapatnya. Dari pintu itu aku melihat seorang pria yang tidak sadarkan diri terbaring pasrah akan tubuhnya yang sedang ditangani oleh tim dokter.
Air mata ku semakin deras mengalir melihat keadaan itu, menangis melihat laki-laki yang aku cintai sedang meregang nyawanya. Dan yang aku sesali adalah kejadian ini terjadi ketika dia sedang dalam perjalanan untuk menjemputku.

Sehari,,,dua hari,,,samapi dengan satu minggu aku tetap setia menunggunya sadar. Aku tidak pernah ingin meninggalkannya disaat seperti ini. Aku ingin selalu mendampingi dia sampai kapanpun, karena aku mencintai seluruh kekurang dan kelebihannya.
Pagi ini, ketika aku sedang membersihkan tangannya dengan air hangat. Tiba-tiba aku merasakan ada suatu gerakan. Aku yang menyadari akan hal itu langsung memanggil dokter.
Sejak saat itu Ryan pun sadar, dia menangis melihatku yang selalu ada untuknya. Dia menangis karena kondisi fisiknya sekarang ada yang berubah. Dokter memfonis bahwa untuk sementara waktu Ryan tidak bisa menggunakan kakinya seperti biasanya.
Tiga hari setelah sadar,,Ryan diperbolehkan pulang oleh dokter. Dia nampak senang sekali karena sepertinya dia sudah bosan dengan suasana di rumah sakit ini. Saat ini hanya ada aku dan Ryan. Keluarganya yang lain sudah pada pulang duluan untuk mempersiapkan rumah untuk menyambut kepulangan Ryan dari Rumah Sakit.
Ryan menarik tangan ku secara tiba-tiba, aku yang sedang membereskan pakaiannya kaget akan hal itu.
Dia menatap ku dengan tajam,,dibelainya pipiiku dan diciumnya keningku.

"Sayang,,,terimakasih karena selama ini kamu setia banget nungguin aku."
"Iya sama-sama sayang, aku seperti ini karena aku sangat mencintaimu.!" Ucapku padanya dengan senyuman yang manis.
"Sayang,,sepertinya aku sudah tidak bisa bersama kamu lagi."

Aku terdiam mendengarkan ucapannya barusan. Entah ada angin apa dia mengatakn hal itu padaku. Terpikirkan saja tidak pernah oleh ku untuk meninggalkan Ryan. Tapi kenapa saat ini malah dia yang memintanya.

"Maksudnya..?"
"Ya kita sebaiknya tidak perlu melanjutkan hubungan ini lagi,,,aku tidak mau terlalu merepotkan mu." Jawabnya dengan nada yang lirih sekali.

Lalu aku duduk didepan kursi rodanya dan memegang kedua tangannya.
"Ryan,,aku tidak pernah merasa direpotkan oleh mu. Aku melakukan semua ini karena aku memang care sama kamu."
"Iyaa aku tahu,,tapi aku tidak ingin membuat mu malu karena memiliki kekasih yang kondisinya seperti aku sekarang ini."
Ya Tuhan,,,betapa aku tidak sanggup mendengar perkataannya lagi.
"Sayang,,,bagaimana pun kondisi kamu saat ini,,aku tidak akan pernah memperdulikannya, karena aku mencintai dan kamu kekurangan kamu saat ini."
Dia nampak meneteskan air mata, tertunduk.
Aku mencoba mengangkat kepalanya, dan menyandarkan dibahuku.

"Tenanglah sayang,,keadaan ini hanya sementara,aku yakin kamu akan sembuh. Walaupun itu membutuhkan waktu yang tidak lama, aku akan tetap mencintai kamu. Mencintai kelebihan dan terutamanya Aku Mencintai Kekurangan Mu"

Setelah semuanya beres, aku dan Ryan segera keluar dari kamar rumah sakit itu menuju ke mobil untuk segera pulang ke rumah.

"Mengapa belakangan hari ini sikap mu aneh?" Pertanyaan itu yang selalu terbesit didalam hati aku dan nggak pernah bisa aku berhenti mikirin hal itu.

Selama ini apapun yang kamu katakan aku menurutinya. Kamu minta aku untuk tidak keluar rumah tanpa kamu pun aku ikuti. Tapi kenapa selama tiga hari ini kamu tidak ada kabar..
Apa aku berbuat suatu kesalahan yang tidak bisa kamu maafkan. Atau ada yang lain yang sedang kamu pikirkan. Ehhhmmm Entahlah,,,aku tidak mau terlalu jauh menduga-duga tentang kamu. Karena memang kamu itu orangnya susah untuk ditebak. Dan dari awal kita bersama sampai saat ini aku belum bisa menebak apa sih yang ada dipikiran kamu itu.
Hari ini tepat tiga hari kamu mendiamkan aku tanpa alasan yang tidak aku ketahui. Aku hanya bisa menghubungi lewat pesan singkat yang tidak pernah kamu balas. Jangankan pesan singkat, telpon dari ku saja tidak kau angkat.
Akhirnya hari itu , kamu mengirimkan pesan singkat. Aku dengan penuh semangat dan rasa senang segera membuka dan membaca pesan singkat yang kamu kirimkan. Isinya singkat saja, kamu hanya memanggil panggilan sayang yang biasa kamu pakai untuk memanggil ku.

Mama

Ya,,,hanya itu saja yang kamu kirimkan untuk aku. Awalnya aku berpikir ini akan menjadi suatu yang baik untuk hubungan kita. Tapi ternyata tidak. Untuk kesekian kalinya aku salah memprediksikan tentang kamu.
Dan tepat tanggal 27 April , kamu kembali menghubungi aku melalui pesan singkat. Dan isi pesan singkat dari mu itu membuat merasakan bagaimana rasanya disamber petir. Sakit-sesakitnya
Maaf
Maaf,,,? Dalam hati aku berpikir,,,Maaf untuk apa,,?

"Maaf untuk apa pa,,?" ujar ku pada pesan singkat yang aku kirimkan padanya.
Lama aku menunggu balasan darinya. Dan akhirnya dia menelpon ku.
Dengan penuh rasa khawatir aku pun mengangkat telpon darinya.
Aku dengar desah nafas yang sudah lama aku rindukan. Suara khas yang hampir satu minggu tidak aku dengar akhirnya bisa aku dengar kembali.

"Maaf ma,,,selama ini aku sudah diam tanpa meberikan alasan yang jelas untuk kamu. Aku begini karena aku butuh waktu sendiri." 

"Iya tidak apa-apa pa,,,aku bisa memaklumi semua yang kamu lakukan pa!" Padahal dalam hati ini sebenarnya belum bisa menerima atas apa yang telah dia perbuat pada ku selama ini. Dia mendiamkan aku selama hampir satu minggu tanpa suatu alasan yang jelas.

"Ma,,,sepertinya kita cukup sampai disini saja!"

"Maksudnya?" Mata ini rasanya tak sanggup lagi membendung air mata yang tergenang dipelipis mataku.

"Ya,,sepertinya kita lebih baik sendiri-sendiri dulu"

"Cuma seginikah perjuangan untuk hubungan kita?" Isak tangis pun terdengar dikedua belah pihak. Aku tahu saat itu dia juga sedang menahan tangis. Dia pasti malu jika aku tahu kalau dirinya menangis.

"baiklah kalau begitu,,mungkin yang terbaik untuk kita. Jaga dirimu dengan baik. Aku akan selalu merindukan suara, tawa dan sedih mu pa"

"Yaa aku juga pasti akan merindukan itu semua,,merindukan saat bersama mu."


Ternyata itu lah alasan mengapa selama ini dia seperti itu. Ternyata dia sedang memikirka keputusan apa yang terbaik untuk hubungan kami. Yaaa,,, Keputusan yang membuat hatiku begitu hancur terberai. Sakit yang belum tentu ada obatnya dan pasti sakit ini akan membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menyembuhkannya.
Antara seneng dan sedih,,
Ya itu yang sedang gua rasain saat ini. Gua nggak tahu kenapa rasa ini bisa muncul secara bersamaan. Gua paling males kalau harus bergalau ria disaat seperti ini. Disaat gua sedang ngerasain bahagianya bersama dengan orang-orang yang gua sayangin dan cintai. Gua ingin seutuhnya menikmati keadaan seperti ini karena gua jarang banget bisa kumpul keluarga, sebulan sekali pun belum tentu bisa berkumpul bersama. Itu semua karena gua sedang ngejalanin pendidikan diluar daerah tempat tinggal orangtua gua.

Seneng,,,
Saat ini gua Bisa dikatakan seneng itu karena gua baru jadian dengan salah seorang sahabat gua yang sebelumnya gua nggak tahu kalau dia itu ternyata menyimpan perasaan yang lebih ke gua. Itu karena selama ini gua anggep semua perhatian dan kebaikan yang dia berikan itu sebagai perhatian seorang sahabat belaka. Nggak pernah terpikirkan kalau ternyata dia itu mencintai gua sebagai seorang kekasih,,bukan Sahabat. Hal itu ketahuan ketika dia dateng dari Jakarta buat liburan kerumah gua. Dia bilang dia mau ketemu sama orangtua gua. Nah disaat dia bilang kayak gitu, gua mulai curiga. Kenapa dia kok ngebet banget mau ketemu ortu gua. Sejak hari itu handphone dipegang sama dia. ehhh tiba-tiba dia marah tuh sama gua soalnya ada BBM dari temen-temen cowok gua. Laah karena awalnya gua nggak tahu jadi gua bilang aja
Yaa kan itu temen gua juga yang BBM,,kenapa harus marah sih. toh statusnya juga sama kayak kamu ndut.
Terus setelah gua ngomong kayak gitu, muka dia langsung berubah. Berubah jadi spiderman kali yaak. hehehe dia bilang semuanya ke gua soal perasaan dia selama ini. Tentang dia yang udah dari dulu suka sama gua.
Jadi akhirnya gua dan dia sepakat buat jadian pas tanggal itu. hehehe

Sedih,,,,
Gua sedih karena orangtua gua yang kayaknya kurang suka sama dia. Ntah apa alesan mereka nggak suka. Mereka cuma bilang kalo si Abang ndut kita itu awalnya kan sahabat gua , takutnya kalo nanti dia bukan jodoh gua. Gua sama dia bisa nggak sedeket waktu kemarin. Emang ada benernya juga juga orangtua gua bilang kayak gitu. Tapi sebenernya perasaan gua bilang kalo ada yang mereka sembunyiin dari gua. Ada satu hal yang mungkin belum bisa mereka ceritain ke gua tentang abang. Gua tahu banget gimana orangtua gua. Mereka nggak mungkin ngambil keputusan yang asal-asalan tanpa alasan yang jelas.
Gua sedih,,,
Disaat gua bisa nemuin orang yang bisa gantiin posisi mantan gua ehh malah orangtua gua nggak setuju. Gua paling nggak bisa bantah orangtua. Gua selalu nurut apa yang mereka bilang. Tapi sekarang keadaannya beda. Ini adalah posisi yang tersulit buat gua. Disatu sisi gua sayang banget sama abang dan disatu sisi gua juga nggak bisa bantah kata orangtua.